v Kinerja Organisasi
Tujuan utama penguatan organisasi dan managemen adalan untuk
meningkatkan keneja organisasi bersangkutan. Karena itu sebelum masuk ke
subtansi pengetahuan terlebih dahulu perlu penyamaan peresepsi terhadap
konsep kenerja organisasi. strategic
constituency adalah pendekatan yang digunakan pada kantor
kelurahan, Pendekatan ini mendefinisikan bahwa efektivitas organisasi adalah
kemampuan untuk memuaskan tuntutan-tuntutan dari konstituen (atau dapat disebut
juga stakehorder), yaitu
berbagai pihak yang strategis menentukan kelansungan organisasi, dan secara
keseluruhan perlu diperlikan tuntutan-tuntutannya kendati tidak jarang
tuntutan-tuntutan tersebut berlawanan satu sama lain. Minsalnya, memiliki
konstituensi strategis seperti penyandang dana, masyarakat, pemerintahan dan
para peserta itu sendiri. Efektifitas organisasi, menurut pendekatan ini dengan
sebaik-baiknya.
v Determinan Kenerja Organisasi
Dalam literatur organisasi, ada tuju elemen yang menentukan
kenerja organisasi, yaitu strategi, struktur, sistem, kepemimpinan, tata nilai,
keterampilan dan moral staff. Tiga elemen pertama disebut sebagai elemen keras
sedangkan ke empat lainnya disebut sebagai elemen lunak. Elemen keras memiliki
karakteristik lebih mudah dikelolah dibandingkan dengan elemen lunak. Hal ini dapat
dimaklumi mengingat elemen lunak bersentuhan dengan manusia dalam organisasi.
Strategi merupakan cara bagaimana mewujutkan tujuan berdasarkan
visi organisasi. Mengingat dalam mewujutkan tujuannya, organisasi melibatkan
anggotanya, maka hubungan antara mereka perlu diatur agar terjadi koordinasi
yang baik dan bekerja secara efesien. Organisasi memerlukan sistem: kompensasi,
rekrutmen, promosi peserta, penerimaan dan pengeluaran uang, dan lain-lain.
Peran pemimpin sangat penting bagi kelansungan hidup organisasi, karena ia
bagaikan nakhoda kapal yang sangat menentukan bagaimana organisasi mencapai
arah sasaran yang ditentukan. Organisasi merupakan etnitas sosial dimana
aktifitas kesehariaannya memerlukan tata nilai yang akan membentuk norma perilaku
bagi para anggota. Peserta yang trampil (skill) dan memiliki dedikasi serta
integritas yang tinggi sangat diperlukan agar organisasi dapat mewujutkan
tujuan yang telah ditetapkan.
Ke tujuh elemen tersebut memiliki posisi dan peran yang sama dalam
kehidupan organisasi serta saling terkait dan membentuk suatu kesatuan.
Keselarasan antara ke tujuh elemen sangat diperlukan. Strategi yang diperlukan
oleh organisasi harus didukung oleh struktur, sistem, gaya kepemimpinan, tata
nilai dan staff yang cocok.
Dengan demikian penguatan organisasi dan manajemen yang dimaksut
untuk meningkatkan kenerja organisasi seyokyanya meliputi tujuh elemen
tersebut. Namun dengan mempertimbangkan waktu yang tersedia kita fokus pada
tiga elemen: sistem, setruktur, dan kepemimpinan.
v Struktur Organisasi
Model dasar organisasi berdasarkan karakteristik strukturalnya,
dapat dikelompokkan secara sederhana menjadi tiga bentuk saja, yaitu organisasi
mekanisasi, organik dan birokratik. Banyak aspek dari ketiga bentuk organisasi
ini telah dibahas diatas.
Duatipe yang pertama, yaitu organik dan mekanistik, adalh saling
berlawanan. Berdasarkan analistik lingkungan, tipe organik adalah sesuai untuk
lingkungan yang tinggi kompleksitasnya dan relatif berubah-ubah secara cepat
dan dinamis. Organisasi memiliki tipe struktur organik biasanya adalah untuk
fleksibilitas dalam menanggapi lingkungan semacam itu. Ciri-cirinya adalah
kompleksitas yang rendah (diferensiasi secara vertikal, horizontal, dan spasial
berusaha untuk dikurang), formalisasi yang rendah (aturan-aturan,
prosedur-prosedur, dan kebijakan-kebijakan diupayakan seminimal mungkin), dan
sentralisasi yang juga rendah (wewenag pengambilan keputusan diusahakan
didelegasikan sebanyak mungkin kepada level bawah). Organisasi mekanistik
adalah sebaliknya.
Jadi, tinggi dan rendahnya kompleksitas, formalisasi dan
sentralisasi berlaku ketika kita membandingkan organisasi dengan ukuran yang
lebih-kurang sama. Secara absolut, organisasi organik yang memiliki ukuran
besar barangkali terlihat lebih kompleks daripada organisasi mekanistik yang
berukuran kecil. Formalisasi dan sentralisasinya barangkali juga lebih tinggi.
Namun apabila dibandingkan dengan organisasi yang seukuran, barulah terlihat
ciri-cirinya sebagai organisasi organik. Ini harus diperhatikan sekali, agar
kita tidak rancu ketika membedakan ketiga tipe di atas untuk
organisasi-oganisasi yang riil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar