Minggu, 27 Oktober 2013

HAKIKAT NILAI-NILAI DALAM PANCASILA


PANCASILA
1.     KETUHANAN  YANG MAHA ESA
    Ketuhanan berasal dari bahasa tuhan yang berarti pencipta segala alam semesta berserta isinya , yang maha esa berarti yang maha tunggal tiada sekutu , esa dalam zatnya ,esa dalam sifatnya dan dalam perbuatanya.
    Dalam NKRI ditegaskan bahwa Negara Indonesia bukan Negara agama karena tidak menerapkan hukum agama tertentu sebagai hukum positif dan bukan Negara sekuler yang memisahkan antara urusan Negara dan urusan agama tetapi Negara RI adalah Negara yang beragama artinya , Negara yang melindungi segenap agama yang diakui keberadaanya dan hukum positif yang disepakati oleh seluruh bangsa yang agamanya berbeda – beda .hormat dan menghormati serta bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.
2.     KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAP
     Kemanusiaan berasal dari kata manusia yaitu mahluk yang berbudi yang memiliki potensi fikir rasa , karsa , dan cipta . sedangkan adil adalah suatu keputusan dan tindakan didasarkan atas nilai dan norma yang objektif  bukan subjektif  apalagi sewenang – wenang .beradap berarti berbudaya , berkata sopan kesusilaan dan moral . dalam NKRI ditegaskan bahwa Negara menjujung tinggi HAM .negara ingin mewujudkan supremasi hukum , Negara ingin mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawah .
Persamaan Mengakui persamaan derajat,persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesame manusia
3.     PERSATUAN INDONESIA
Persatuan adalah satu yang berarti utuh tidak terpecah bela ,mengandung makna
berstunya bermacam – macam corak .
Menjaga persatuan dan kesatuan Negara kesatuan republik indonesia,rela berkorban demi bangsa dan Negara.cinta akan tanah air berbangga sebagai bagian dari Indonesia,memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang berbhineka tunggal ika.
4.     KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN
      Kerakyatan berasal dari kata rakyat yaitu kelompok orang yang berdiam disuatu wilayah tertentu sedangkan kerakyatan berarti kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat ( kedaulatan rakyat ) .hikma kebijaknasaan berarti penggunaan fikiran atau rasio yang sehat dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan rakyat dan dilaksanakan secara sadar , jujur , dan bertanggung jawab , didudkung oleh etikat baik sesuai hati nurani . permusyawaratan suatu tata khas kepribadian Indonesia untuk merumuskan atau memutuskan sesuatu hal untuk mencapai mufakat .perwakilan suatu sistem atau tata cara turut sertanya rakyat mengambil bahagian dalam kehidupan bernegara melalui badan – badan perwakilan .
   Mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat,tidak memaksakan kehendak kepada orang lain,mengutamakan budaya rembuk atau musyawarah dalam mengambil keputusan bersama,berembuk atau bermusyawarah sampai mencapai consensus atau kata mufakat atau di liputi dengan semangat kekeluargaan.
5.      KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
Dan Keadilan social berarti keadilan yang berlaku didalam masyarakat dalam
segala bidang kehidupan baik materil maupun spiritual .
Bersikap adil terhadap sesama,menghormati hak-hak orang lain,melakukan
pekerjaan yang berguna bagi kepentingan umum dan bersama.

ORGANISASI DAN MANAJEMEN

v  Kinerja Organisasi
Tujuan utama penguatan organisasi dan managemen adalan untuk meningkatkan keneja organisasi bersangkutan. Karena itu sebelum masuk ke subtansi pengetahuan terlebih  dahulu perlu penyamaan peresepsi terhadap konsep kenerja organisasi. strategic constituency adalah pendekatan yang digunakan pada kantor kelurahan, Pendekatan ini mendefinisikan bahwa efektivitas organisasi adalah kemampuan untuk memuaskan tuntutan-tuntutan dari konstituen (atau dapat disebut juga stakehorder), yaitu berbagai pihak yang strategis menentukan kelansungan organisasi, dan secara keseluruhan perlu diperlikan tuntutan-tuntutannya kendati tidak jarang tuntutan-tuntutan tersebut berlawanan satu sama lain. Minsalnya, memiliki konstituensi strategis seperti penyandang dana, masyarakat, pemerintahan dan para peserta itu sendiri. Efektifitas organisasi, menurut pendekatan ini dengan sebaik-baiknya.

v  Determinan Kenerja Organisasi
Dalam literatur organisasi, ada tuju elemen yang menentukan kenerja organisasi, yaitu strategi, struktur, sistem, kepemimpinan, tata nilai, keterampilan dan moral staff. Tiga elemen pertama disebut sebagai elemen keras sedangkan ke empat lainnya disebut sebagai elemen lunak. Elemen keras memiliki karakteristik lebih mudah dikelolah dibandingkan dengan elemen lunak. Hal ini dapat dimaklumi mengingat elemen lunak bersentuhan dengan manusia dalam organisasi.
Strategi merupakan cara bagaimana mewujutkan tujuan berdasarkan visi organisasi. Mengingat dalam mewujutkan tujuannya, organisasi melibatkan anggotanya, maka hubungan antara mereka perlu diatur agar terjadi koordinasi yang baik dan bekerja secara efesien. Organisasi memerlukan sistem: kompensasi, rekrutmen, promosi peserta, penerimaan dan pengeluaran uang, dan lain-lain. Peran pemimpin sangat penting bagi kelansungan hidup organisasi, karena ia bagaikan nakhoda kapal yang sangat menentukan bagaimana organisasi mencapai arah sasaran yang  ditentukan. Organisasi merupakan etnitas sosial dimana aktifitas kesehariaannya memerlukan tata nilai yang akan membentuk norma perilaku bagi para anggota. Peserta yang trampil (skill) dan memiliki dedikasi serta integritas yang tinggi sangat diperlukan agar organisasi dapat mewujutkan tujuan yang telah ditetapkan.
Ke tujuh elemen tersebut memiliki posisi dan peran yang sama dalam kehidupan organisasi serta saling terkait dan membentuk suatu kesatuan. Keselarasan antara ke tujuh elemen sangat diperlukan. Strategi yang diperlukan oleh organisasi harus didukung oleh struktur, sistem, gaya kepemimpinan, tata nilai dan staff yang cocok.
Dengan demikian penguatan organisasi dan manajemen yang dimaksut untuk meningkatkan  kenerja organisasi seyokyanya meliputi tujuh elemen tersebut. Namun dengan mempertimbangkan waktu yang tersedia kita fokus pada tiga elemen: sistem, setruktur, dan kepemimpinan.


v  Struktur Organisasi
Model dasar organisasi berdasarkan karakteristik strukturalnya, dapat dikelompokkan secara sederhana menjadi tiga bentuk saja, yaitu organisasi mekanisasi, organik dan birokratik. Banyak aspek dari ketiga bentuk organisasi ini telah dibahas diatas.
Duatipe yang pertama, yaitu organik dan mekanistik, adalh saling berlawanan. Berdasarkan analistik lingkungan, tipe organik adalah sesuai untuk lingkungan yang tinggi kompleksitasnya dan relatif berubah-ubah secara cepat dan dinamis. Organisasi memiliki tipe struktur organik biasanya adalah untuk fleksibilitas dalam menanggapi lingkungan semacam itu. Ciri-cirinya adalah kompleksitas yang rendah (diferensiasi secara vertikal, horizontal, dan spasial berusaha untuk dikurang), formalisasi yang rendah (aturan-aturan, prosedur-prosedur, dan kebijakan-kebijakan diupayakan seminimal mungkin), dan sentralisasi yang juga rendah (wewenag pengambilan keputusan diusahakan didelegasikan sebanyak mungkin kepada level bawah). Organisasi mekanistik adalah sebaliknya.
Jadi, tinggi dan rendahnya kompleksitas, formalisasi dan sentralisasi berlaku ketika kita membandingkan organisasi dengan ukuran yang lebih-kurang sama. Secara absolut, organisasi organik yang memiliki ukuran besar barangkali terlihat lebih kompleks daripada organisasi mekanistik yang berukuran kecil. Formalisasi dan sentralisasinya barangkali juga lebih tinggi. Namun apabila dibandingkan dengan organisasi yang seukuran, barulah terlihat ciri-cirinya sebagai organisasi organik. Ini harus diperhatikan sekali, agar kita tidak rancu ketika membedakan ketiga tipe di atas untuk organisasi-oganisasi yang riil.




SIFAT-SIFAT KEPEMIMPINAN

Upaya untuk menilai sukses tidaknya pemimpin itu dilakukan antara lain dengan mengamati dan mencatat sifat-sifat dan kualitas atau mutu perilakunya, yang dipakai sebagai kriteria untuk menilai kepemimpinannya. Usaha-usaha yang sistematis tersebut membuahkan teori sifat atau kesifatan dari kepemimpinan. Teori kesifatan atau sifat dikemukakan oleh beberapa ahli.

v  Dalam Handoko (1995: 297) Edwin Ghiselli mengemukakan teori mereka tentang teori kesifatan atau sifat kepemimpinan. Edwin Ghiselli mengemukakan 6 (enam) sifat kepemimpinan yaitu :
1) Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory ability) atau pelaksana fungsi-ungsi dasar manajemen.
 2) Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggung jawab dan keinginan sukses.
 3) Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif, dan daya pikir.
4) Ketegasan, atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat.
 5) Kepercayaan diri, atau pandangan terhadap dirinya sehingga mampu untuk menghadapi masalah.
6) Inisiatif, atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung, mengembangkan serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara baru atau inofasi.

v  Berbagai teori kesifatan juga dikemukakan oleh Ordway Tead dan George R. Terry dalam Kartono (1992: 37). Teori kesifatan menurut Ordway Tead adalah sebagai berikut:
1) Energi jasmaniah dan mental Yaitu mempunyai daya tahan, keuletan, kekuatan baik jasmani maupun mental untuk mengatasi semua permasalahan.
2) Kesadaran akan tujuan dan arah Mengetahui arah yang akan dituju dari pekerjaan yang akan dilaksanakan, serta yakin akan manfaatnya.
3) Antusiasme Pekerjaan yang dilakukan mempunyai tujuan yang bernilai, menyenangkan, memberikan sukses, dan dapat membangkitkan semangat serta antusiasme bagi pimpinan maupun bawahan.
4) Keramahan dan kecintaan Kasih sayang dan dedikasi pemimpin bisa memotivasi bawahan untuk melakukan perbuatan yang menyenangkan bagi semua pihak, sehingga pemimpin dapat mengarahkan untuk mencapai tujuan.
5) Integritas Pemimpin harus bersikap terbuka; merasa utuh bersatu, sejiwa dan seperasaan dengan anak buah sehingga bawahan menjadi lebih percaya dan hormat.
 6) Penguasaan teknis Setiap pemimpin harus menguasai satu atau beberapa kemahiran teknis agar ia mempunyai kewibawaan dan kekuasaan untuk memimpin.
 7) Ketegasan dalam mengambil keputusan Pemimpin yang berhasil pasti dapat mengambil keputusan secara cepat, tegas dan tepat sebagai hasil dari kearifan dan pengalamannya.
8) Kecerdasan Orang yang cerdas akan mampu mengatasi masalah dalam waktu yang lebih cepat dan cara yang lebih efektif.
9) Keterampilan mengajar Pemimpin yang baik adalah seorang guru yang mampu menuntun, mendidik, mengarahkan, mendorong, dan penggerakkan anak buahnya untuk berbuat sesuatu.
10) Kepercayaan Keberhasilan kepemimpinan pada umumnya selalu didukung oleh kepercayaan anak buahnya, yaitu percaya bahwa pemimpin bersama-sama dengan anggota berjuang untuk mencapai tujuan.

v  Teori Kesifatan menurut George R. Terry adalah sebagai berikut:
1) Kekuatan Kekuatan badaniah dan rokhaniah merupakan syarat yang pokok bagi pemimpin sehingga ia mempunyai daya tahan untuk menghadapi berbagai rintangan.
2) Stabilitas emosi Pemimpin dengan emosi yang stabil akan menunjang pencapaian lingkungan sosial yang rukun, damai, dan harmonis.
3) Pengetahuan tentang relasi insani Pemimpin diharapkan memiliki pengetahuan tentag sifat, watak, dan perilaku bawahan agar ia bisa menilai kelebihan dan kelemahan bawahan yang disesuaikan dengan tugas-tugas yang akan diberikan kepadanya.
4) Kejujuran Pemimpin yang baik harus mempunyai kejujuran yang tinggi baik kepada diri sendiri maupun kepada bawahan.
5) Obyektif
Pertimbangan pemimpin harus obyektif, mencari bukti-bukti yang nyata dan sebab musabab dari suatu kejadian dan memberikan alasan yang rasional atas penolakannya.
6) Dorongan pribadi Keinginan dan kesediaan untuk menjadi pemimpin harus muncul dari dalam hati agar mau ikhlas memberikan pelayanan dan pengabdian kepada kepentingan umum.
7) Keterampilan berkomunikasi. Pemimpin diharapkan mahir menulis dan berbicara, mudah menangkap
maksud orang lain, mahir mengintegrasikan berbagai opini serta aliran yang berbeda-beda untuk mencapai kerukunan dan keseimbangan.
8) Kemampuan mengajar Pemimpin diharapkan juga menjadi guru yang baik, yang membawa orang belajar pada sasaran-sasaran tertentu untuk menambah pengetahuan, keterampilan agar bawahannya bisa mandiri, mau memberikan loyalitas dan partisipasinya.
9) Keterampilan sosial Dia bersikap ramah, terbuka, mau menghargai pendapat orang lain, sehingga ia bisa memupuk kerjasama yang baik.
10) Kecakapan teknis atau kecakapan manajerial. Penguasaan teknis perlu dimiliki agar tercapai efektifitas kerja dan kesejahteraan.

v  Berdasarkan teori-teori tentang kesifatan atau sifat-sifat pemimpin diatas, dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat kepemimpinan
1) Kemampuan sebagai pengawas supervisory ability);
2) Kecerdasan;
3) Inisiatif;
4) Energi jasmaniah dan mental;
5) Kesadaran akan tujuan dan arah;
6) Stabilitas emosi;
7) Obyektif;
8) Ketegasan dalam mengambil keputusan ;
9) Keterampilan berkomunikasi;
10) Keterampilan mengajar;
11) Keterampilan sosial;
12) Pengetahuan tentang relasi insane.


ALASAN : karena ketergantungan menjadikan seorang pemimpin harus menggunakan keseluruhan sifat-sifat yang tersebut diatas untuk mencapai tujuan organisasi.

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PASAR OLOGOPOLI, MONOPOLI, MONOPOLISTIK, DAN PERSAINGAN SEMPURNA

Pasar Persaingan Sempurna
Monopolistik
Monopoli
Oligopoli
Penentu Harga
Price taker
Price setter
Price setter
Price setter
Sifat
Dapat keluar masuk pasar
Dapat keluar masuk pasar
Sulit masuk ke dalam pasar
Sulit keluar masuk pasar
Barang
Homogen
Bukan barang close subtitute
Homogen
Homogen
Harga jual produk
Harga sesuai dengan harga pasar atau lebih rendah dari harga pasar
Harga ditentukan dari citra perusahaan
Harga ditentukan oleh produsen
Harga tidak mudah berubah
Jumlah penjual
Banyak penjual
Banyak penjual
Tidak banyak penjual
Tidak terlalu banyak
Promosi Iklan
Diperlukan
Sangat diperlukan
Kurang diperlukan
Sangat diperlukan
Cara memperoleh keuntungan maksimum
Jumlah barang yang diproduksi/ dijual
Usaha non harga
Jumlah barang yang dijual dan penetapan harga jual barang tersebut
Menetapkan harga jual terbatas
Contoh
Pasar hasil pertanian
Yamaha dan Honda
PT. PLN, PT Pos dan Giro
Exxon, Chevron, Texaco
Kelebihan
1.    Konsumen atau masyarakat mempunyai pilihan yang lebih banyak terhadap barang dan jasa yang diperlukan.
2.    Bagi produsen mempunyai kebebasan yang penuh atas corak pilihan dalam menggunakan faktor-faktor produksi.
3.    Memaksimumkan efisiensi.
1.     Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi konsumen untuk dapat memilih produk yang terbaik baginya.
2.    Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk selalu melakukan inovasi dalam menghasilkan produknya.
3.    Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam menentukan produk yang akan dibelinya, dan dapat membuat konsumen loyal terhadap produk yang dipilihnya.
4.    Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen, karena sebagian besar kebutuhan sehari-hari tersedia dalam pasar monopolistik.
1.  Lebih efisien dalam penggunaan input lebih rendah
2.  Jumlah output lebih sedikit
3.  Perusahaan dapat menentukan harga barang.
1.      Memberi kebebasan memilih bagi pembeli.
2.      Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk.
3.      Lebih memperhatikan kepuasan konsumen karena adanya persaingan penjual.
4.      Adanya penerapan teknologi baru
5.      Penjual dapat mengendalikan harga
Kelemahan
1.  Inovasi produk tidak membawa manfaat yang kekal atau jangka panjang, karena setiap produk baru mudah ditiru.
2.  Menimbulkan biaya sosial bagi masyarakat sebagai dampak dari penggunaan sumber daya yang terdapat di sekitar lingkungan industri.
3.  Biaya produksi semakin tinggi. Untuk menyesuaikan dengan pasar persaingan sempurna memerlukan perubahan produk yang berakibat naiknya harga produksi.
4.  Distribusi pendapatan tidak selalu rata
1.    Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik dari segi harga, kualitas maupun pelayanan. Sehingga produsen yang tidak memiliki modal dan pengalaman yang cukup akan cepat keluar dari pasar.
2.    Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam pasar monopolistik, karena pemain pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis yang cukup tinggi.
3.    Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi, sehingga akan meningkatkan biaya produksi yang akan berimbas pada harga produk yang harus dibayar oleh konsumen
1.      Harga barangnya lebih tinggi atau mahal dibandingkan dengan pasar tradisional
1. Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan
2. Harga yang stabil dan terlalu tinggi bisa mendorong timbulnya inflasi
3. Bisa timbul pemborosan biaya produksi apabila ada kerjasama antar oligopolis karena semangat bersaing kurang
4. Bisa timbul eksploitasi terhadap pembeli dan pemilik faktor produksi
5. Sulit ditembus/dimasuki perusahaan baru
6. Bisa berkembang ke arah monopoli
7. Produsen bisa melakukan kartel

ANAK JALANAN DAN PROBLEMNYA


Keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh kemampuan aparat dalam merumuskan program atau kebijakan untuk dilaksanakan oleh aparat pemerintah dalam kelompok-kelompok masyarakat yang ikut serta bersama-sama melaksanakan program atau kebijakan yang telah diputuskan yang harusnya didukung atau ditunjang oleh sarana dan prasarana yang ada.
Dengan kecermatan pemerintah melihat potensi yang dikembangkan oleh suatu daerah, serta pembangunan yang dilaksanakan tidak menimbulkan suatu permasalahan baru  maka perlu diciptakan suatu kondisi lingkungan hidup masyarakat yang tertata dengan baik. Hal ini diperlukan guna untuk menghindari terjadinya tumpang tindih dalam pelaksanaankebijakan yang diterapkan. Tantangan besar dalam membangun karakteristik bangsa Indonesia dalam rangka mencapai tujuan konstitusi yaitu mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah bagaiamana membangun suatu kebijakan yang dalam tatanan kebijakan tersebut dikaitkan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Pasal 34 ditegaskan bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara, kemudian dilanjutkan dengan dikeluarkannya kebijakan tentang desentaralisasi  yang tertuang dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004.

Pertumbuhan jumlah anak jalanan merupakan salah satu dampak negatif pembangunan, khususnya pembangunan perkotaan seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang kian hari kian bertambah sehingga menimbulkan jumlah angka kriminalitas juga ikut bertambah. Keberhasilan percepatan pembangunan di wilayah perkotaan dan  sebaliknya keterlambatan pembangunan di wilayah pedesaan mengundang arus migrasi desa ke kota yang antara lain mengakibatkan jumlah penduduk kian melonjak. Pertumbuhan jumlah penduduk mengakibatkan sulitnya permukiman dan pekerjaan di wilayah perkotaan saat ini.
Pemerintah dalam hal ini telah banyak mengeluarkan kebijakan tentang bagaimana mengurangi jumlah anak jalanan. Pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah telah lama mengeluarkan kebijakan yang kita kenal dengan istilah GNOTA atau yang lebih dikenal dengan Gerakan Nasional Orang Tua Asuh. Pemerintah daerah sendiri khususnya Kota Makassar telah mencangkan program rumah singgah dimana rumah singgah dibuat sebagai wadah yang memberikan binaan kepaada anak jalanan.Namun sekarang ini, banyak anak yang seharusnya mendapat kasih sayang dari orang tua telah melangkah jauh menjadi anak jalanan.Fenomena ini muncul seiring dengan perkembangan budaya yang bergeser semakin jauh menyimpang.  Pergeseran nilai dan sikap anak–anak dan remaja telah terjadi dan seakan – akan sulit dibendung.  Hal ini disebabkan karena derasnya arus informasi yang cepat tanpa batas dan juga masalah lingkungan keluarga dan masyarakat yang komitmennya sudah mengalami penurunan terhadap penerapan nilai dan norma. Jumlah anak jalanan semakin meningkat dari tahun ke tahun, banyak hal yang menjadi faktor pendorong ataupun penarik bagi seorang untuk terjun dan bergabung menjadi anak jalanan, salah satunya adalah masalah kemiskinan.
Fenomena merebaknya anak jalanan telah menjadi masalah tersendiri bagi pemerintah maupun masyarakat para pengguna jalanan.Hampir di setiap jalan kita selalu melihat dan menyaksikan anak jalanan yang memberikan citra buruk, selalu merusak keindahan Kota Makassar dan sebagainya. Perkembangan permasalahan Kesejahteraan Sosial di Kota Makassar cenderung meningkat ditandai dengan munculnya berbagai fenomena sosial yang spesifik baik bersumber dari dalam masyarakat maupun akibat pengaruh globalisasi, industrialisasi dan derasnya arus informasi dan urbanisasi, sementara masalah sosial menjadi konvensional masih berlanjut termasuk keberadaan anak jalanan, serta adanya pelaku eksploitasi, merupakan beban bagi Pemerintah Kota Makassar. Permasalahan tersebut merupakan kenyataan sosial kemasyarakatan yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti kemiskinan, kebodohan, urbanisasi, ketiadaan lapangan pekerjaan, sulitnya mendapatkan pelayanan pendidikan, kesehatan dan sebagainya.
Sejalan dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea keempat menegaskan bahwa tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara Republik Indonesia adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Sebenarnya pemerintah Kota Makassar dalam menanggapi permasalah ini telah mengeluarkan kebijakan tentang pembinaan anak jalanan yang dibuat dalam suatu Peraturan Daerah No 2 Tahun 2008 tentang pembinaan anak jalanan, gelandangan, pengemis, dan pengamen di Kota Makassar sebagai salah satu dasar hukum dalam mengurangi jumlah anak jalan itu sendiri.
PERMASALAHAN:
Kebijakan pemerintah tidak berjalan dengan baik, walau PERDA tentang pembinaan anak jalanan, gelandangan, pengemis, dan pengamen telah dibuat namun kenyataannya, masih banyak anak jalanan,  gelandangan,  pengemis dan pengamen hampir disetiap jalan yang merusak keindahan kota Makassar
SOLUSI:
Pemerintah harus konsisten menjalankan kebijakan yang telah dibuat, menyediakan lebih banyak wadah penampungan untuk para anak jalanan, memberikan pembinaan kepada anak jalanan secar intensif, dan menyediakan banyak lapangan pekerjaan
KESIMPULAN
Masalah anak jalanan, gelandangan, pengemis, dan pengamen merupakan masalah yang serius,dapat mengganggu keindahan kota. konsistensi dan efektifitas dari kebijakan pemerintah sangat diperlukan dalam masalah ini.